LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
NAMA : HADI SUWANDRA
NPM : E1G012078
PRODI : TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
KELOMPOK : 4
HARI/JAM : SELASA, 14.00-16.00
TANGGAL : 09-04-2013
DOSEN : Dra.DEVI SILSIA, M.Si
DRs.SYAFNIL.M.Si
OBJEK PRAK : IDENTIVIKASI ALKOHOL
LABOLATURIUM TEKNOLOGI
INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
1.
TUJUAN PRAKTIKUM : mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis
alkohol dan menguji reaktifitas alcohol
2.
PENDAHULUAN
Dasar Teori
Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang
mengandung gugus –OH dan memiliki rumus umum R-OH, dimana “R” merupakan gugus
alkil. Adapun rumus molekul dari alkohol yaitu CnH2n+2O.
Alkohol dapat dibagi berdasarkan dimana gugus –OH terikat pada atom karbon,
yaitu:
1.
Alkohol Primer
Alkohol
primer adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C primer (atom C yang
mengikat 1 atom C yang lain).
Alkohol
primer mempunyai rumus struktur sebagai berikut:
R-CH2-OH
Contoh:CH3-CH2-OH
etanol (etil
alkohol)
2.
Alkohol Sekunder
Alkohol sekunder adalah alkohol yang gugus –OH terikat
pada atom C sekunder (atom C yang mengikat 2 atom C yang lain).
R
3.
Alkohol Tersier
Alkohol
tersier adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C tersier (atom C yang
mengikat 3 atom C yang lain).
R
│
R –
C – OH
│
R
Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu
hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol,
alkohol mempunyai titik didih yang
tinggi dibandingkan alkana-alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal ini
disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum alkohol
R – OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam alkohol,
semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya. Sedangkan dalam air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit larut. Alkohol dapat berupa cairan encer
dan mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan (Brady, 1999).
Reaksi Identifikasi Alkohol Primer, Sekunder, dan
Tersier Pada alcohol primer, sekunder, dan tersier memberikan reaksi yang
berbeda terhadap oksidator K2CrO7, KMnO4, dan O2. Dengan bantuan katalis, atom
O dari oksidator akan menyerang atom H yang terikat ke atom C yang mengandung
gugus - OH (atom C karbinol). Berikut reaksi oksidasi pada masing-masing
alcohol .(Sabirin, 1992).
1. Reaksi
oksidasi alcohol primer akan menghasilkan alkanal (aldehida), jika dibiarkan beberapa
lama, maka proses oksidasi akan berlanjut menghasilkan suatu asam karboksilat.
Jika kita ingin memperoleh aldehida dari proses oksidasi ini, maka secepatnya
dilakukan destilasi untuk menghindari proses oksidasi berlanjut.
2.
Reaksi
oksidasi alcohol sekunder akan menghasilkan suatu keton (alkanon)
4.
Pada alcohol tersier, tidak terjadi proses oksidasi.
Hal ini disebabkan pada alcohol tersier, tidak terdapat atom H yang terikat
pada atom C karbinol
Kelarutan Alkohol dalam Air
Alkohol-alkohol
yang kecil larut sempurna dalam air. Bagaimanapun perbandingan volume yang kita
buat, campurannya akan tetap menjadi satu larutan.
Akan tetapi, kelarutan berkurang
seiring dengan bertambahnya panjang rantaihidrokarbon dalam alkohol. Apabila
atom karbonnya mencapai empat atau lebih, penurunan kelarutannya sangat jelas
terlihat, dan campuran kemungkinan tidak menyatu. Contoh butanol yang memilki
jumlah atom karbon empat.
Secara umum, sifat alcohol itu adalah :
- Mudah
terbakar
- Mudah
bereaksi dengan air
- Bentuk
fase pada suhu ruang
- Mempunyai
titik didih paling tinggi dibandingkan alkananya. Hal ini disebabkan karena
adanya ikatan hydrogen atas molekulnya.
Idoforom termasuk senyawa haloform selain kloroform
dan bromoform.Haloform dapat terbentuk bila halogen direaksikan dengan senyawa
metil keton .Sehingga halogenasi
α
dapat digunakan sebagai dasar uji idoform untuk senyawa
-senyawa metil keton.Rekristalisasi adalah
pemurnian zat padat mengkristalkan kembali daricaiaran pelarut atau campuran
pelarut, melarutkan kristal dalam pelarut panas ( atau
campuran pelarut) kemudian medinginkan larutan secara
perlahan sampai terbentuk kristal murni
III.
ALAT DAN
BAHAN
ALAT
Ø Botol
semprot
Ø Gelas piala
100 ml dan 500 ml
Ø Gelas ukur
100 ml dan 25 ml
Ø Pipet tetes
Ø Erlenmeyer
250 ml dan 100 ml
Ø Tabung
reaksi – Rak
Ø Penanggas
air
Ø Corong
Ø Thermometer
Ø Pipet volume
5 ml
Ø Penjepit
tabung reaksi
Bahan
Ø KMnO4
Ø FeCl3
Ø 2-Propanol
Ø Etanol
Ø Aquades
Ø NaOH
Ø K2CrO7
Ø FeSO4
Ø Tersier-butanol
Ø CH3COOH
glacial
Ø I2/KI
IV.
CARA KERJA
Identivikasi
alcohol ( reaksi oksidasi )
( cara 1)
v Siapkan tiga
buah tabung reaksi, ke dalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan 3 ml asam
asetat glacial
v Selanjutnya
pada masing-masing tabung ditambah :
Tabung reaksi I : 1
tetes etanol
Tabung reaksi II : 1
tetes 2-propanol
Tabung reaksi III : 1
tetes tersier-butanol
v Pada
campuran diatas di tambahkan larutan KMnO4 0.1 M. tetes demi tetes sampai
terbentuk warna merah muda
v Selanjutnya
ditambah 1 tetes H2SO4 pekat dan 1 tetesKMnO4 0.1 M
Identivikasi
alkohol ( Reaksi oksidasi )
( cara 2 )
v Siapkan tiga
buah tabung reaksi, ke dalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan 2 ml K2Cr2O7
0.1 M.
v Tambahkan
perlahan-lahan ( lewat dinding tabung ) 1 ml H2SO4 pekat.
v Aduk sampai
homogen dan dinginkan ( jika tabung panas )
v Perlahan-lahan
tambahkan ( lewat dinding tabung ) :
Tabung reaksi I :
tambahkan 2 ml etanol
Tabung reaksi II :
tambahkan 2 ml 2-propanol
Tabung reaksi III :
tambahkan 2 ml tersier-butanol
v Perhatikan
perubahan warna yang terjadi, juga bandingkan bau yang timbul dengan bau
alkohol itu sendiri.
Reaksi alcohol dengan FeCl3
v Siapkan tiga
buah tabung reaksi
Tabung reaksi I : di tambah 2 ml larutan fenol
Tabung reaksi II: ditambah 2ml 2-propanol
v Pada
masing-masing tabung reaksi tambah 5 tetes FeCl3
V.
HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan Reaksi
Oksidasi ( cara 1 )
No
|
percobaan
|
Tabung I
Etanol
|
Tabung II
2-propanol
|
Tabung III
t-Butanol
|
keterangan
|
1
|
+CH3COOH
glasial
|
bening
|
bening
|
bening
|
Bening
|
2
|
+KMnO4 0.1 M
|
Merah muda
|
Merah muda
|
Bening agak kemerahan
|
Sebagian merah muda
|
3
|
+1
tetes H2SO4 p
+1
tetes KMnO4
0.1 M
|
Merah muda
|
Merah menjadi tidak berwarna
|
Tidak berwarna
|
Sebagian tidak berwarna
|
Hasil pengamatan Reaksi
Oksidasi ( Cara 2 )
No
|
percobaan
|
Tabung I
Etanol
2 ml
|
Tabung II
2-propanol
2 ml
|
Tabung III
t-Butanol
2 ml
|
keterangan
|
1
|
Cium
bau alkohol
|
Seperti
sawo matang
|
lem
|
Bau
menyengat
|
|
2
|
+2 ml
K2O7 0.1 M
+1 ml
H2SO4 p
|
Berubah
warna menjadi biru
|
Berubah
warna menjadi biru
|
Tidak
berubah warna
|
|
3
|
Cium
bau campuran
|
Bau
seperti balon tiup
|
|
Menyengat
(asam karboksilat )
|
|
Reaksi alcohol dengan FeCl3
percobaan
|
Hasil
pengamatan
|
|
fenol
|
2-propanol
|
|
+2 tetes larutan FeCl3
|
Fenol berubah menjadi warna kehitaman.
Karena senyawa aromatic bereaksi
dengan FeCl3
|
Tidak terjadi perubahan warna apapun Karena
senyawa alifatis tidak bereaksi dengan FeCl3
|
VI.
PEMBAHASAN
Alkohol adalah senyawa
organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil
(-OH) yang
terikat pada atom karbon,
yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen
dan/atau atom karbon
lain.
Pada praktikum kali ini
di dapatkan alcohol primer bila di oksidasi dengan oksidator kuat maka alcohol
bereaksi menjadi aldehid, bila dilakukan secara terus menerus maka akan berubah
menjadi asam karboksilat.
Penambahan 3 ml asam
asetat glacial lalu di tambahkan 1 tetes
etanol maka reaksi yang terjadi yaitu cairan berubah warna menjadi bening, dan
begitu pula hasil yang di dapat pada penambahan 2prpanol & t-butanol.
Selanjutnya campuran di
tambahkan larutan KMnO4 maka terjadi reaksi larutan tersebut berubah warna
menjadi merah muda dan agak bening. Sedangkan pada penambahan larutan H2SO4 di
tambah KMnO4 warna merah muda pada larutan tersebut menjadi hilang. Berarti
jelas bahwasanya alcohol primer apabila di oksidasi dengan oksidator kuat maka
ia akan berubah menjadi aldehid.
Lalu
pada percobaan reaksi alcohol dengan FeCl3 dengan penambahan fenol maka
didapatkan hasil, fenol berubah warna dari kekuningan menjadi kehitaman. Hal
ini di karenakan senyawa aromatic itu dapat bereaksi dengan larutan FeCl3, atau
larutan sekunder bereaksi dengan FeCl3. Sedangkan reaksi alcohol yang terjadi
antara FeCl3 degan 2-propanol larutan tidak terjadi perubahan warna apapun
karena senyawa alifatis tdak bereaksi dengan FeCl3, hal ini di karenakan
alcohol tersier tidak dapat di oksidasi dengan larutan apapun.
Reaksi iodoform adalah suatu
reaksi yang spesifik untuk gugus metil keton.Gugus metil dari suatu metil keton diiodonasi dalam suasana basa sampaiterbentuk iodoform (CHI3) padat berwarn a kuning .O OR-C-CH3 + I2 CHI3 + R-C-ONa(iodoform)Dalam percobaan ini gugus metil keton yang dipakai adalah aseton, yang akandireaksikan dengan iodium suasana basa akan
menghasilkan iodoform. Masukkan 6ml aseton + 5 g iod kemudian tambahkan NaOH
sebagai suasana basa.
VII.
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan maka dapat di simpulkan :
·
Alkohol primer bisa dioksidasi baik menjadi aldehid
maupun asam karboksilat tergantung pada kondisi-kondisi reaksi.
·
Alkohol sekunder bila dioksidasi dengan oksidator
lemah maka menjadi keton
·
Alcohol tersier merupakan alcohol yang tidak
dapat di oksidasi dengan oksidator apapun
·
Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang
mengandung gugus –OH dan memiliki rumus umum R-OH, dimana “R” merupakan gugus
alkil
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
Matsjeh, Sabirin. 1992. Kimia Organik Dasar I. Yogyakarta: UGM-Press.
Fessenden dan Fessenden. 1992. Kimia Organik Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
Fessenden, Ralph J,
dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr
Kimia Organik. Bina Aksara.
Jakarta