Sabtu, 08 Maret 2014

PRAKTEK LAPANGAN MESIN DAN PERALATAN PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN INDUSTRI KECIL



PRAKTEK LAPANGAN
MESIN DAN PERALATAN PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN INDUSTRI KECIL

OLEH
NAMA                        : HADI SUWANDRA          
NPM                           : E1G012078
PRODI                        : TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DOSEN                      : Ir. MEIZUL ZUKI
JUDUL                       : MESIN PERAS TEBU


LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Praktek Lapangan
Semakin berkembangnya suatu perekonomian, menghendaki setiap kalangan untuk melakukan sesuatu untuk mencari celah atau peluang yang mungkin bisa dijadikan sebagai sarana mata pencaharian demi untuk menghidupi keluarganya. Salah satu contoh yang bisa kita amati ialah industry dalam skala rumah tangga, beberapa kalangan yang dapat melihat peluang tersebut, mereka memanfaatkan hal tersebut dengan membangun suatu industri dalam skala mikro atau rumah tangga. Adapun alat-alat pendukungnya yaitu berupa mesin dan peralatannya sudah menunjukkan suatu alat yang canggih dan modern. Salah satunya ialah industri perasan tebu yang dijual secara keliling menggunakan gerobak dorong.
Industri perasan tebu ini cukup sangat menjanjikan untuk dijadikan usaha, dengan modal yang relatif murah dan terjangkau namun hasil yang cukup memuaskan. Keuntungan setiap penjual perasan tebu semakin untung jika adanya saat cuaca panas dan pada hari libur dan juga hari raya.
Dengan sudah menggunakan mesin pemeras tebu yang sudah modern, para penjual es tebu semakin merasa seperti dimanjakan, karena kemudahan dalam prosesnya. Meskipun dengan modal yang cukup agak mahal, namun pemakaian mesin terpakai dalam waktu yang sangat lama dan dapat meraih keuntungan yang menjanjikan.
Dengan mesin seperti ini, kami melakukan wawancara kepada salah satu penjual perasan tebu yang bertempat di taman remaja, untuk dapat mengetahui secara jelas bagaimana dalam proses penggunaan mesin peras tebu.
1.2.Tujuan Praktek Lapangan
1.      Mengetahui dan memahami penggunaan mesin dan peralatan pemeras tebu
2.      Mengetahui peran mesin dan peralatan dalam upaya pencapaian tujuan industry mikro pada alat pemeras tebu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mesin peras tebu merupakan salah satu alat yang digunakan dalam pembuatan bioetanol. Cocok bagi anda yang bergerak dibidang pembuatan bioetanol berbahan alam tebu (Indotech,2012).
Mesin pemeras tebu adalah alat manualuntuk memeras tebu.Mesin pemeras tebu bisa dimodifikasi menggunakan motor bensin ataupun solar (sudah tersedia tempat van belt). Dengan mesin pemeras tebu manual ini, anda menjadi lebih mudah untuk memulai usaha sari tebu alami, dengan modal kecil. Dengan mesin ini, anda bisa membuat minuman tebu dengan aneka variasi sajian : es tebu, sari tebu hangat, dan lainnya (Mesin Raya, 2010).
Mesin pemeras tebu memiliki struktur yang kompak dan konformasi, operasi yang sederhana, mudah dibersihkan. Mesin Pemeras Tebu baja stainless, perlindungan korosi, karat pelapisan hambatan, mengasuransikan sanitasi. Mesin pemeras tebu menghemat listrik, kebisingan rendah, efisien tinggi, dalam ukuran kecil, mudah bergerak. Mesin Pemeras Tebu memisahkan ampas secara otomatis terpisah dari mesin anda akan mendapatkan jus secara cepat dan bersih. Selain itu mesin pemeras tebu ini dapat menekan buah-buahan dan sayuran segar lainnya. Adapun spesifikasinya mesin pemeras tebu ialah sebagai berikut:
·         Volt = 220-240 V
·         Rotational Speed = 25 r/min
·         Output = 280 kg/h
·         Weight = 60 kg
·         Freq = 50-60 Hz
·         Dimension = 480 × 420 × 935 mm
·         Penggerak : Mesin Motor Bensin 5,5 PK (Mesin Raya, 2010).
Alat pemeras tebu untuk diambil sarinya/airnya terbuat dari stainlessteel sehingga sangat hygienis buatan china dengan standar iso maka kualitas jelas terjamin,fabrikan dapat digerakan dengan mesin bensin maupun elektro motor maupun manual sari tebu yang dihasilkan banyak karena kerja /roll pemeras yg didesain sangat presisi (Wati,2013).




























BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Nama Alat
Nama alat yang kami amati yaitu alat pemeras tebu dengan merk Pro-Quip tipe YZ-28 dengan mesin GX-120.
B.     Spesifikasi Alat
Tipe : YZ – 28
Speed : 25 r / min
Dimensi : 400 x 590 x 1000 mm
Kaps. : 200 – 300 kg / jam
Daya : 550 Watt
Berat : 60 kg
Origin : RRC
Black Panda
Kapasitas120Kg/jam.
Material
full stainlesssteel
Memakai 3-roller, sekali giling, dijamin langsung air pada tebu habis. Permukaan roller memiliki geratan yang dapat memastikan rendemen yang tinggi - air tebu yang hasilkan, dijamin higienis.
C.     Fungsi Alat
Fungsi alat Pro-Quip tipe YZ-28 dengan mesin GX-120 yaitu sebagai pemeras tebu yang bertujuan untuk mengambil sari tebu. Selain itu, mesin ini juga berfungsi untuk melumatkan beberapa buah-buahan dan beberapa jenis sayuran.
D.    Prinsip dan Cara Kerja Alat
a.       Pencet tombol saklar engine ke tombol on.
b.      Tarik tali penghubung flywell yang berfungsi untuk memutarkan/menghidukan mesin.
c.       Atur gas pada mesin sampai mesin beroperasi secara stabil.
d.      Masukkan tebu ke dalam lobang tempat pengepresan yang telah dihubungkan dengan mesin menggunakan karet ban tebal.
e.       Biarkan tebu tergencit dan terpress sampai keluar sarinya yang di tamping di wadah penampungan yang sebelumnya sari tebu disaring melalui penyaringan.
f.       Ulangi sampai sari tebu sampai benar-benar habis dari batang tebu dan meninggalkan ampasnya.
g.      Setelah sari tebu habis dari batangnya, mesin dimatikan atau tetap dilanjutkan bila masih dibutuhkan untuk memproses pengepressan tebu.
h.      Buka kran penampung sari tebu, dan tuangkan sari tebu kedalam gelas yang telah berisi es batu.
E.     Kapasitas Kerja Alat
Kapasitas kerja dari mesin Pro-Quip tipe YZ-28 dengan mesin GX-120 ini dapat bekerja bila dioperasikan terus tanpa berhenti maka, mesin ini dapat bekerja dengan kapasitas 120kg/jam. Namun, dari hasil pengamatan kami melalui wawancara kepada narasumber, kapasitas yang mereka kerjakan masih dalam skala kecil, ini terjadi karena disesuaikan dengan kebutuhan pembeli sari tebu tersebut.
















BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
a.       Mesin pro-Quip tipe YZ-28 dengan mesin GX-120 dapat beroperasi dengan kapasitas 120kg/jam.
b.      Peran mesin pro-Quip tipe YZ-28 dengan mesin GX-120 berperan sebagai alat pengepress tebu untuk diambil sarinya.
c.       Mesin ini berbahan bakar bensin, mesin ini tipe 4 tak.

B.     Saran
Sebaiknya para praktikan lebih serius dalam praktikum lapangan, memang butuh pengorbanan untuk mengetahui hal-hal tentang industri.


















DAFTAR PUSTAKA
nol/mesin-peras-tebu. 27 Desember 2013.
Mesin Raya. 2010. Mesin Pemeras Tebu MPB-01. http://www.mesinraya.co.id/mesin-pem-
eras-tebu-mpb-01.html. 27 Desember 2013.
16.htm. 27 Desember 2013.


Rabu, 17 April 2013

identifikasi alkohol







LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK


 




NAMA              : HADI SUWANDRA
NPM                : E1G012078
PRODI              : TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
KELOMPOK     : 4
HARI/JAM        : SELASA, 14.00-16.00
TANGGAL        : 09-04-2013
DOSEN             : Dra.DEVI SILSIA, M.Si
                          DRs.SYAFNIL.M.Si
OBJEK PRAK    : IDENTIVIKASI ALKOHOL
LABOLATURIUM TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU




1.                  TUJUAN PRAKTIKUM : mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis alkohol dan menguji reaktifitas alcohol

2.                  PENDAHULUAN
Dasar Teori  
Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus –OH dan memiliki rumus umum R-OH, dimana “R” merupakan gugus alkil. Adapun rumus molekul dari alkohol yaitu CnH2n+2O. Alkohol dapat dibagi berdasarkan dimana gugus –OH terikat pada atom karbon, yaitu:
1.      Alkohol Primer
Alkohol primer adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang lain).
Alkohol primer mempunyai rumus struktur sebagai berikut:
R-CH2-OH
Contoh:CH3-CH2-OH
etanol (etil alkohol)

2.      Alkohol Sekunder
Alkohol sekunder adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat 2 atom C yang lain).
   Struktur  :                             R
                                                            C – OH
                                                  R              
3.      Alkohol Tersier
Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C tersier (atom C yang mengikat 3 atom C yang lain).
          R
                                                
                                           R – C – OH
                                                
                                                 R

Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan alkana-alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal ini disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum alkohol R – OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya. Sedangkan dalam air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan (Brady, 1999).
Reaksi Identifikasi Alkohol Primer, Sekunder, dan Tersier Pada alcohol primer, sekunder, dan tersier memberikan reaksi yang berbeda terhadap oksidator K2CrO7, KMnO4, dan O2. Dengan bantuan katalis, atom O dari oksidator akan menyerang atom H yang terikat ke atom C yang mengandung gugus - OH (atom C karbinol). Berikut reaksi oksidasi pada masing-masing alcohol .(Sabirin, 1992).
1.      Reaksi oksidasi alcohol primer akan menghasilkan alkanal (aldehida), jika dibiarkan beberapa lama, maka proses oksidasi akan berlanjut menghasilkan suatu asam karboksilat. Jika kita ingin memperoleh aldehida dari proses oksidasi ini, maka secepatnya dilakukan destilasi untuk menghindari proses oksidasi berlanjut.
          
2.      Reaksi oksidasi alcohol sekunder akan menghasilkan suatu keton (alkanon)

4.      Pada alcohol tersier, tidak terjadi proses oksidasi. Hal ini disebabkan pada alcohol tersier, tidak terdapat atom H yang terikat pada atom C karbinol

Kelarutan Alkohol dalam Air
Alkohol-alkohol yang kecil larut sempurna dalam air. Bagaimanapun perbandingan volume yang kita buat, campurannya akan tetap menjadi satu larutan.
Akan tetapi, kelarutan berkurang seiring dengan bertambahnya panjang rantaihidrokarbon dalam alkohol. Apabila atom karbonnya mencapai empat atau lebih, penurunan kelarutannya sangat jelas terlihat, dan campuran kemungkinan tidak menyatu. Contoh butanol yang memilki jumlah atom karbon empat.
       Secara umum, sifat alcohol itu adalah :
-   Mudah terbakar
-   Mudah bereaksi dengan air
-   Bentuk fase pada suhu ruang
-   Mempunyai titik didih paling tinggi dibandingkan alkananya. Hal ini disebabkan karena adanya ikatan hydrogen atas molekulnya.
Idoforom termasuk senyawa haloform selain kloroform dan bromoform.Haloform dapat terbentuk bila halogen direaksikan dengan senyawa metil keton .Sehingga halogenasi
α dapat digunakan sebagai dasar uji idoform untuk senyawa
-senyawa metil keton.Rekristalisasi adalah pemurnian zat padat mengkristalkan kembali daricaiaran pelarut atau campuran pelarut, melarutkan kristal dalam pelarut panas ( atau

campuran pelarut) kemudian medinginkan larutan secara perlahan sampai terbentuk kristal murni


III.             ALAT DAN BAHAN
ALAT
Ø  Botol semprot
Ø  Gelas piala 100 ml dan 500 ml
Ø  Gelas ukur 100 ml dan 25 ml
Ø  Pipet tetes
Ø  Erlenmeyer 250 ml dan 100 ml
Ø  Tabung reaksi – Rak
Ø  Penanggas air
Ø  Corong
Ø  Thermometer
Ø  Pipet volume 5 ml
Ø  Penjepit tabung reaksi

Bahan
Ø  KMnO4
Ø  FeCl3
Ø  2-Propanol
Ø  Etanol
Ø  Aquades
Ø  NaOH
Ø  K2CrO7
Ø  FeSO4
Ø  Tersier-butanol
Ø  CH3COOH glacial
Ø  I2/KI

IV.             CARA KERJA
Identivikasi alcohol ( reaksi oksidasi )
( cara 1)
v  Siapkan tiga buah tabung reaksi, ke dalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan 3 ml asam asetat glacial
v  Selanjutnya pada masing-masing tabung ditambah :
Tabung reaksi I                 : 1 tetes etanol
Tabung reaksi II                : 1 tetes 2-propanol
Tabung reaksi III              : 1 tetes tersier-butanol
v  Pada campuran diatas di tambahkan larutan KMnO4 0.1 M. tetes demi tetes sampai terbentuk warna merah muda
v  Selanjutnya ditambah 1 tetes H2SO4 pekat dan 1 tetesKMnO4 0.1 M
Identivikasi alkohol ( Reaksi oksidasi )
( cara 2 )
v  Siapkan tiga buah tabung reaksi, ke dalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan 2 ml K2Cr2O7 0.1 M.
v  Tambahkan perlahan-lahan ( lewat dinding tabung ) 1 ml H2SO4 pekat.
v  Aduk sampai homogen dan dinginkan ( jika tabung panas )
v  Perlahan-lahan tambahkan ( lewat dinding tabung ) :
Tabung reaksi I                 : tambahkan 2 ml etanol
Tabung reaksi II                : tambahkan 2 ml 2-propanol
Tabung reaksi III              : tambahkan 2 ml tersier-butanol
v  Perhatikan perubahan warna yang terjadi, juga bandingkan bau yang timbul dengan bau alkohol  itu sendiri.

Reaksi alcohol dengan FeCl3
v  Siapkan tiga buah tabung reaksi
Tabung reaksi I : di tambah 2 ml larutan fenol
Tabung reaksi II: ditambah 2ml 2-propanol
v  Pada masing-masing tabung reaksi tambah 5 tetes FeCl3

V.                 HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan Reaksi Oksidasi ( cara 1 )
No
percobaan
Tabung I
Etanol
Tabung II
2-propanol
Tabung III
t-Butanol
keterangan
1
+CH3COOH glasial
bening
bening
bening
Bening
2
+KMnO4  0.1 M
Merah muda
Merah muda
Bening agak kemerahan
Sebagian merah muda
3
+1 tetes H2SO4    p
+1 tetes KMnO4
   0.1 M
Merah muda
Merah menjadi tidak berwarna
Tidak berwarna
Sebagian tidak berwarna


Hasil pengamatan Reaksi Oksidasi ( Cara 2 )
No
percobaan
Tabung I
Etanol
2 ml
Tabung II
2-propanol
2 ml
Tabung III
t-Butanol
2 ml
keterangan
1
Cium bau alkohol
Seperti sawo matang
lem
Bau menyengat

2
+2 ml K2O7 0.1 M
+1 ml H2SO4  p
Berubah warna menjadi biru
Berubah warna menjadi biru
Tidak berubah warna

3
Cium bau campuran
Bau seperti balon tiup

Menyengat (asam karboksilat )


Reaksi alcohol dengan FeCl3
percobaan
Hasil pengamatan
fenol
2-propanol
+2 tetes larutan FeCl3
Fenol berubah menjadi warna kehitaman.
Karena senyawa aromatic bereaksi dengan FeCl3
Tidak terjadi perubahan warna apapun Karena senyawa alifatis tidak bereaksi dengan FeCl3


VI.               PEMBAHASAN
Alkohol adalah senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Pada praktikum kali ini di dapatkan alcohol primer bila di oksidasi dengan oksidator kuat maka alcohol bereaksi menjadi aldehid, bila dilakukan secara terus menerus maka akan berubah menjadi asam karboksilat.
Penambahan 3 ml asam asetat glacial lalu di tambahkan  1 tetes etanol maka reaksi yang terjadi yaitu cairan berubah warna menjadi bening, dan begitu pula hasil yang di dapat pada penambahan 2prpanol & t-butanol.
Selanjutnya campuran di tambahkan larutan KMnO4 maka terjadi reaksi larutan tersebut berubah warna menjadi merah muda dan agak bening. Sedangkan pada penambahan larutan H2SO4 di tambah KMnO4 warna merah muda pada larutan tersebut menjadi hilang. Berarti jelas bahwasanya alcohol primer apabila di oksidasi dengan oksidator kuat maka ia akan berubah menjadi aldehid.
Lalu pada percobaan reaksi alcohol dengan FeCl3 dengan penambahan fenol maka didapatkan hasil, fenol berubah warna dari kekuningan menjadi kehitaman. Hal ini di karenakan senyawa aromatic itu dapat bereaksi dengan larutan FeCl3, atau larutan sekunder bereaksi dengan FeCl3. Sedangkan reaksi alcohol yang terjadi antara FeCl3 degan 2-propanol larutan tidak terjadi perubahan warna apapun karena senyawa alifatis tdak bereaksi dengan FeCl3, hal ini di karenakan alcohol tersier tidak dapat di oksidasi dengan larutan apapun.
Reaksi iodoform adalah suatu reaksi yang spesifik untuk gugus metil keton.Gugus metil dari suatu metil keton diiodonasi dalam suasana basa sampaiterbentuk iodoform (CHI3) padat berwarn a kuning .O OR-C-CH3 + I2 CHI3 + R-C-ONa(iodoform)Dalam percobaan ini gugus metil keton yang dipakai adalah aseton, yang akandireaksikan dengan iodium suasana basa akan menghasilkan iodoform. Masukkan 6ml aseton + 5 g iod kemudian tambahkan NaOH sebagai suasana basa.

VII.             KESIMPULAN
Dari hasil percobaan maka dapat di simpulkan :
·         Alkohol primer bisa dioksidasi baik menjadi aldehid maupun asam karboksilat tergantung pada kondisi-kondisi reaksi.
·         Alkohol sekunder bila dioksidasi dengan oksidator lemah maka menjadi keton
·         Alcohol tersier merupakan alcohol yang tidak dapat di oksidasi dengan oksidator apapun
·         Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus –OH dan memiliki rumus umum R-OH, dimana “R” merupakan gugus alkil




VIII.           DAFTAR PUSTAKA
                        http://annisanfushie.wordpress.com/2008/12/16/alkohol/
Matsjeh, Sabirin. 1992. Kimia Organik Dasar I. Yogyakarta: UGM-Press.
                   Fessenden dan Fessenden. 1992. Kimia Organik Jilid I. Jakarta: Erlangga.
                   Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia Organik.                                                  Bina Aksara. Jakarta